Jumat, 07 November 2014

PARAGRAF / ALINEA

 A.    Pengertian Paragraf/Alinea

Seseorang dapat dikatakan pandai berbahasa jika tidak hanya dapat mengungkapkan gagasannya dalam bentuk kalimat  saja tetapi juga dalam bentuk paragraf. Paragraf ialah kumpulan beberapa kalimat yang secara bersama-sama mendukung satu kesatuan pikiran. (Rahayu Minto, 2007).

Pengertian yang lebih umum paragraf merupakan unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau gagasan utama dan kalimat penjelas atau gagasan penjelas. Paragraf yang baik minimal terdiri dari dua kalimat atau dua gagasan.

Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.

Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila seginya banyak, memang layak jika alineanya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

 B.     Unsur-unsur Alinea

 1.      Kalimat Utama (Topik)
Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.

 2.      Kalimat Pendukung (Penjelas)
Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.

 3.      Kata Penghubung dalam Kalimat
Kata penghubung atau disebut juga konjungsi merupakan kata yang menghubungkan antara kata, frasa, atau kalimat. Seperti kata dan, serta, atau, sedangkan, padahal, tetapi, namun, dan lain sebagainya.

C.     Syarat-syarat Alinea

1.         Kesatuan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.         Kepaduan Paragraf
Seperti halnya kalimat efektif, dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan.
3.         Pengembangan Alinea
Terdapat beberapa metode pengembangan alinea, yaitu :
a.       Metode klimaks-antiklimaks
Merupakan metode pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi.
b.      Metode pandangan
Metode pengembangan gagasan dengan cara memandang sesuatu.
c.       Metode perbandigan dan pertentangan
Pengembangan gagasan dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan objek.
d.      Metode analogi
Merupakan metode pengembangan gagasan dengan membandingkan segi kesamaan dua hal berbeda.
e.       Metode contoh
Metode pengembangan gagasan ini menggunakan sebuah contoh sebagai hal umum yang akan dikembangkan.
f.       Metode proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
g.      Metode sebab-akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
h.      Metode umum-khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.
i.        Metode klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

 D.    Macam-macam Alinea
1.      Berdasarkan Posisi
a.       Alinea Deduktif
Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf , lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf.
Contoh :
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.
b.      Alinea Induktif
Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada akhir paragraf. Kalimat penjelasan disajikan terlebih dahulu.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
c.       Alinea Deduktif-Induktif
Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf.
Contoh :
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
d.      Alinea Tanpa Kalimat Utama (Alinea Penuh Kalimat Utama)
Paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat yang bukan kalimat topik.
Contoh :
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

2.      Berdasarkan Fungsinya
a.       Alinea Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b.      Alinea Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
c.       Alinea Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
3.      Berdasarkan Isinya
a.       Alinea Deskriptif
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh :
Gadis kecil itu. Ia selalu memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala. Ia memandangi nelayan yang tengah menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh diseberang sana. Ia benci laut ! gadis itu benci laut, karena disanalah kedua orang tuanya meninggal.
b.      Alinea Naratif
Berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh :
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.
c.       Alinea Ekspositoris
Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh :
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci.
d.      Alinea Argumentatif
Paragraf yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh :
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 20010.


 Daftar Pustaka :

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Depok : Grasindo.

Web :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar