Minggu, 26 Januari 2014

“KEHILANGAN KURSI”

Kasus 5 : “Kehilangan Kursi”

Sebuah organisasi manufakturing mempunyai karyawan sekitar 270 orang dan seorang manajer pabrik baru.  Pekerjaan sangat melelahkan terutama disebabkan oleh panas dan debu yang dihasilkan proses produksi. Hari kerja dibagi menjadi 3 shift, dimana 1 shift lamanya 8 jam, tanpa waktu makan yang ditetapkan secara eksplisit.  Para karyawan biasa membeli makanan dan minuman dari warung-warung sekitar pabrik. Teknisi keamanan pabrik mengemukakan bahwa gang-gang yang digunakan untuk lalu lintas truk pengangkut barang sering terhambat oleh lalu lalang para karyawan yang membeli makanan dan minuman. Manajer baru mengambil keputusan untuk membangun cafetaria.

Setelah selesai dibangun, para karyawan mulai makan dicafetaria yang diharapkan. Bagaimanapun, waktu yang dihabiskan para karyawan untuk keperluan tersebut tentunya naik secara menyolok dan sebagai akibatnya terjadi penurunan produktivitas. Manajer pabrik pun memutuskan memindahkan kursi-kursi. Para karyawan marah karena “kenyamanan” yang telah mereka rasakan selama ini telah diambil. Konsultan pengembangan organisasi (organization development) telah memperoleh informasi dari serangkaian wawancara bahwa para karyawan tidak pernah menginginkan cafetaria. Mereka sesungguhnya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk pengangkut barang.

Pertanyaan :

Apa kesalahan-kesalahan pokok yang dibuat manajemen dalam proses perubahan tersebut ? jelaskan !

Jawab :

 Menurut saya kesalahan-kesalahan pokok yang dibuat manajemen dalam proses perubahan tersebut adalah kurangnya komunikasi antara pihak manajemen dengan pihak karyawan. Antara keputusan yang dibuat manajemen kurang sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan karyawan. Para karyawan sesungguhnya tidak pernah menginginkan cafetaria. Mereka hanya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk pengangkut barang.

Manajemen terlalu terburu-buru mengambil keputusan dan kurang memperhatikan dampak yang akan timbul dari keputusan tersebut sehingga proses perubahan yang seharusnya menjadi solusi malah menjadi tidak efektif atau bahkan malah menimbulkan permasalahan, dalam hal ini menurunnya produktivitas.

Kesimpulan :

Menurut analisa saya, dalam kasus ini pemimpin (manajer pabrik) memiliki tipe kepemimpinan Paternalistik, dengan ciri-ciri :
a)      Pemimpin bertindak sebagai bapak
b)      Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c)       Selalu memberikan perlindungan
d)      Keputusan ada ditangan pemimpin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar