1.
Pengertian dan
Karakteristik Kelompok
Suatu kerjasama biasanya dilakukan
karena adanya tujuan yang sama, yaitu tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
kelompok kerja. Dalam sebuah organisasi suatu kelompok (team) sangat
diperlukan, karena segala kegiatan organisasi kelompok kerjalah yang akan
menggerakkan segala aktivitasnya.
Kelompok atau team adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama
lain, pada umumnya hanya untuk melakukan suatu pekerjaan, untuk meningkatan
hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya.
Paulus (dalam Baron dan Byrne, 2000)
mengemukakan bahwa suatu kelompok terdiri dari dua orang atau lebih yang
berinteraksi, memiliki tujuan yang sama, hubungan yang stabil, saling tergantung,
dan merasa bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok. Jadi, salah satu ciri
atau karakteristik kelompok adalah saling bergantung, saling mempengaruhi,
saling mengisi karena merasa sudah menjadi satu kesatuan.
Sedangkan, menurut Perry dan Perry dalam
Winardi (2003; 31 ) mengemukakan bahwa yang menjadi ciri-ciri suatu kelompok
adalah: (1) ada interaksi antar anggota yang berlangsung secara anggota secara
kontinu untuk waktu yang relatif lama; (2) setiap anggota menyadari bahwa ia
merupakan bagian dari kelompok, dan sebaliknya kelompokpun mengakuinya sebagai
anggota; (3) adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang
berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan dicapai;
(4) adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para anggota mengetahui adanya
hubungan-hubungan antar peranan, norma tugas, hak dan kewajiban yang semuanya
tumbuh didalam kelompok tersebut.
2. Tahapan Pembentukan Kelompok
Tahapan pembentukan atau pengembangan
suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tuckman (1965). Menurut Tuckman
semua urutan dalam tahapan pembentukan kelompok ini adalah penting dan tidak
terelakkan dalam perkembangan suatu team, dalam menghadapi tantangan, mengatasi
masalah, menemukan solusi, menentukan rencana kerja dan mengemukakan hasil.
Berikut adalah tahapan pembentukan kelompok menurut Tuckman :
a)
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok
baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk
bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling
mengenal dan belum saling percaya.
b)
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok
mulai mengembangkan ide-ide mereka yang berhubungan dengan tugas-tugas yang hadapi.
Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota
kelompok saling terbuka, menyampaikan pendapat, dan mengkonfrontasi ide-ide dan
perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai.
Namun ada pula yang mandek pada tahap ini.
c)
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan
konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas.
Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka
melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
d)
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi
eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka
saling respect dalam berkomunikasi.
e)
Tahap 5 – Adjourning
dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
3.
Kekuatan Team
Work
Team work atau kerja sama tim merupakan suatu bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh beberapa individu yang tergabung dalam satuan
kerja demi terwujudnya tujuan bersama yang telah disepakati sebelumnya. Tanpa
disadari masing-masing individu tersebut telah menjalin suatu hubungan kerja
yang harus diselesaikan dengan secara bersama-sama dan harus saling mempercayai
satu sama lain, selain itu mereka harus mampu menyingkirkan ego masing-masing
demi kepentingan kelompok. Karena hal tersebut akan membantu memudahkan
penyelesaian masalah rumit maupun tidak dalam kelompok tersebut.
Untuk memperkuat sebuah kerja sama tim dibutuhkan
rasa kebersamaan. Karena rasa kebersamaan dengan sendirinya akan membangun rasa
lain seperti rasa saling mempercayai dan saling mendukung. Suatu team work atau
kelompok kerja jika sudah saling berpegang erat, saling mempercayai, mau
bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing dan mau berjalan searah, maka
tujuan awal yang ingin dicapai akan segera terwujud, dan segala tantangan akan
dengan mudah dihadapi.
Itulah salah satu yang menjadi kekuatan dalam team
work atau kelompok kerja.
4.
Implikasi
Manajerial
Arti implikasi dalam bahasa Indonesia
merupakan sebab. Oleh karena itu, sebab dari terjalinnya team work akan
menghasilkan banyak hal positif dan menjadi jembatan menuju tujuan dengan lebih
efektif jika dilakukan secara kelompok. Tentunya karena berbagai pengalaman
dalam kerja sama team, dalam suatu organisasi misalnya jika akan mengadakan
suatu kegiatan maka acara tersebut akan direncanakan dan dipersiapakan dengan
baik. Mereka biasanya melihat kesalahan-kesalahan lalu yang tidak ingin
terulang, tentunya hal tersebut akan membuat kedepannya menjadi lebih baik.
Referensi :
Ruky, Achmad S. (2002).
Sukses sebagai manajer profesional tanpa
gelar MM atau MBA. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Baron, R.A; Byrne, D
(2000). Social psychology (9th
ed.). Massachusetts: Allyn and Bacon.
Tuckman, B. (1965).
Developmental sequences in small groups. Psychological
Bulletin. 63, 384-399.
Jurnal :
(diakses tgl. 22/06/2014
pukul 22:43)
(diakses tgl.
22/06/2014 pukul 23:00)
(diakses tgl.
23/06/2014 pukul 08:21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar