Kamis, 15 Mei 2014

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

            1.      Definisi dan dasar pengambilan keputusan

Suatu keputusan merupakan hal yang mendasar namun sangat penting dalam kehidupan manusia, jika setiap manusia ingin merubah hidupnya agar menjadi lebih baik tentu manusia tersebut harus dihadapkan pada suatu kondisi yang dinamakan keputusan.

Begitupun dalam sebuah organisasi. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin akan sangat menentukan kesuksesan organisasi tersebut.

Pengambilan keputusan yaitu proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dalam organisasi. (J. Salusu, 1966:47). Dengan demikian, seorang pemimpin harus mampu mencari cara bagaimana solusi efektif dalam mengatasi suatu permasalahan agar dapat segera mengambil keputusan terbaik.

            2.      Jenis-jenis keputusan organisasi

Secara umum keputusan dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
1. Keputusan strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
2.  Keputusan operasional, adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari.

Keputusan berdasarkan tipe persoalan :

Ø       Keputusan internal jangka pendek
Menyangkut masalah rutin/operasional (bahan baku, penentuan jadwal, dll).

Ø       Keputusan internal Jangka panjang
Menyangkut masalah organisasional (struktur, perubahan bidang/divisi, dll).

Ø       Keputusan eksternal jangka pendek
Menyangkut persoalan yang berdampak atau berhubungan dengan lingkungan dlm jangka waktu yg pendek (permintaan khusus, dll).

Ø       Keputusan eksternal Jangka panjang
Menyangkut persoalan yang berdampak atau berhubungan dengan lingkungan dlm jangka waktu yg panjang (usaha merger, pembelian saham jangka panjang, dll).
            3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Berkaitan dengan pengambilan keputusan berikut ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.      Kondisi/kedudukan.
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut :
A.  Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
B.  Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2.      Masalah
Masalah merupakan hal yang tidak diinginkan siapapun karena masalah akan menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, masalah juga merupakan hal yang menyebabkan seseorang harus mencari solusi dan mengambil sebuah keputusan terbaik.
3.      Situasi
Situasi adalah hal yang tidak pernah terduga dan merupakan faktor yang kadang tidak disadari sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil. Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
A.   Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
B.   Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4.      Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5.      Tujuan
Faktor tujuan meliputi apa yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

            4.      Implikasi manajerial

Masa depan sebuah organisasi dapat dikatakan sebagai hal yang sangat kompleks dan penuh dengan hal-hal yang tak terprediksi. Oleh karena itu, pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin sangat berperan penting untuk kemajuan organisasinya. Keputusan organisasi yang diambil oleh seorang manajer tentu tak hanya sebatas keputusan biasa namun menjangkau kebijakan strategis perusahaan. Bersangkutan dengan hal ini maka keputusan manajer tingkat puncak akan menjadi dasar tindakan seluruh bagian organisasi demi tercapainya tujuan (Siagian P. Sondang, 1997: 32).

Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan telah mengangkat seorang manajer pabrik baru. Semenjak pengangkatannya, kinerja para karyawannya menurun. Setelah diselidiki kebanyakan karyawan mengeluhkan kurangnya fasilitas kantin ataupun tempat makan lainnya yang dekat dengan pabrik. Sehingga saat istirahat mereka pun kesulitan untuk beristirahat makan dan lain-lainnya sedangkan waktu istirahat terbatas, belum lagi dengan kendaraan pabrik yang berlalu lalang yang cukup membahayakan karyawan. Dengan demikian manajer baru tersebut mengambil keputusan untuk membuat sebuah kantin dengan suasana nyaman.

Namun, tak seperti yang diharapkan kinerja para karyawan menjadi lebih lambat karena waktu mereka untuk beristirahat dikantin menjadi lama sehingga menyebabkan produktivitas menurun. Manajer itu pun akhirnya menutup kantin tersebut dan membuat para karyawan marah. Setelah memperoleh banyak informasi ternyata para karyawan itu tidak pernah menginginkan adanya sebuah kantin melainkan hanya ingin suasana dan lokasi yang lebih aman dan nyaman dari kendaran-kendaraan pabrik yang membahayakan itu.  

Daftar Pustaka :
Syafaruddin & Anzizhan. 2004. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Siagian, S. 1997. Audit Manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Salusu, J. 1966. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.

Jurnal :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar