Rabu, 29 Juni 2016

FAKTA/BUKTI IT Forensik (CONTOH KASUS: PELEDAKAN JW. Marriot dan Ritz Carlton)



Pada tanggal 29 September 2009, Polri akhirnya membedah isi laptop Noordin M. Top yang ditemukan dalam penggrebekan di Solo. Dalam temuan tersebut akhirnya terungkap video rekaman kedua ‘pengantin’ dalam ledakan bom di Mega Kuningan, Dani Dwi Permana dan Nana Ichwan Maulana.Sekitar tiga minggu sebelum peledakan Dani Dwi Permana dan Nana Ichwan pada video tersebut setidaknya melakukan field tracking sebanyak dua kali ke lokasi JW. Marriot dan Ritz Carlton yang terletak di daerah elit dimana banyak Embassy disini, Mega Kuningan. Dalam melakukan survei tersebut Dani dan Nana didampingi oleh Syaifuddin Zuhri sebagai pemberi arahan dalam melakukan eksekusi bom bunuh diri.

Tampak dibelakang adalah target gedung Ritz Carlton

“Dari digital evidences yang kita temukan, terungkap bahwa mereka sempat melakukan survei lebih dulu sebelum melakukan pengeboman,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Nanan Sukarna, Selasa (29/9).

Tampak “Pengantin” bermain HP sambil duduk dihamparan rumput yang terletak diseberang RItz Carlton Mega Kuningan.
Pada survei pertama, tanggal 21 Juni 2009 sekitar pukul 07.33, Dani dan Nana bersama Syaifuddin Zuhri memantau lokasi peledakan. Namun, mereka tidak masuk ke dalam Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton yang menjadi sasaran utama, ketiganya hanya berada di sekitar lapangan di sekitar lokasi tersebut. Nana dan Ichwan terlihat melakukan strecthing dan jogging di sekitar lokasi yang memang terhampar lapangan rumput yang seluas lapangan sepak bola.
Survei yang kedua dilakukan pada tanggal 28 Juni 2009 dan dilakukan sekitar pukul 17.40. Dani, Nana, dan Syaifuddin Zuhri kembali mendatangi lokasi yang sama untuk yang terakhir kalinya sebelum melakukan peledakan. Zuhri sempat terdengar mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan agar Amerika hancur, Australia hancur, dan Indonesia hancur.
Dari rekaman terakhir, juga diperdengarkan pembicaraan Syaifuddin Zuhri dengan Nana dan Ichwan. Zuhri sempat terdengar mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan agar Amerika hancur, Australia hancur, dan Indonesia hancur. “Dari ucapan Zuhri terungkap mereka masih mengincar Amerika dan Australia sebagai target operasi” ungkap Nanan.

Sumber :


Menurut Kepala Unit Cyber Crime Bareskrim Polri, Komisaris Besar Petrus Golose, dalam laptop Noordin ada tulisan milik Saefudin Jaelani (SJ) alias Saefudin Zuhri. Dari dokumen tulisan Saefudin Jaelani (SJ), polisi bisa mengetahui pembagian tugas dalam jaringan teroris Noordin M Top. “Kita adalah organisasi yang rapi, ada pimpinan, ada bendahara, ada yang ngurusi dana, cari orang alias provokasi, mengeluarkan fatwa, menjaga keluarga mujahid, cari bahan peledak, cari senjata, urusan politik, mengambil film rekaman, kurir, pencari mobil,” kata Petrus, menirukan isi tulisan Saefudin Jaelani (SJ).
Kata Petrus, peran-peran tersebut bukan rekaan polisi, tapi berdasarkan tulisan anggota jaringan teroris. Selain merinci peran anggota jaringan teror, dari tulisan Saefudin Jaelani (SJ) juga bisa diketahui mengapa kelompok teroris Noordin M Top beroperasi di Indonesia. Termasuk mengapa teroris mengincar Amerika dan Australia.
“Negara beserta sistem UU adalah kafir,” kata Petrus menirukan tulisanSaefudin Jaelani (SJ) . “Meneruskan dakwah di KBRI yang berujung pada sikap tak jelas dan kawan-kawan bermuamalah dengan toghut-toghut KBRI,” tambah Petrus, masih menirukan tulisan Saefudin Jaelani (SJ).
Menurut Petrus, sejak 2005 sampai saat ini,Saefudin Jaelani (SJ) punya posisi penting dalam jaringan Noordin. “Dia pimpinan strategis jaringan Al Qaeda Asia Tenggara,” tambah dia. Pria yang kerap disapa ‘Udin’ ini banyak terlibat dengan jaringan Al Qaeda.
Dalam pengeboman di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton 17 Juli 2009 lalu, Saefudin Jaelani (SJ) berperan sebagai pimpinan lapangan sekaligus perekrut pelaku bom, Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana. Saefudin Jaelani (SJ) kini masih dalam pengejaran Polri.


Bukti-bukti yang berada dalam laptop Noordin merupakan bukti digital yang dapat memberikan keabsahan hukum di persidangan. Adapun kaitan dengan 4 elemen kunci forensik IT yang harus diperhatikan berkenaan dengan bukti digital dalam Teknologi Informasi, adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi dalam bukti digital (Identification Digital Evidence)
Merupakan tahapan paling awal dalam teknologi informasi. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dimana bukti itu berada, dimana bukti itu disimpan, dan bagaimana penyimpanannya untuk mempermudah penyelidikan.
Dari studi kasus di atas, bukti yang terdapat dalam laptop Noordin dikategorikan sebagai bukti digital (digital evidences). Dari dua artikel tersebut dapat diidentifikasi terdapat 2 bukti digital yaitu :
1.1  Video rekaman field tracking Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana ke lokasi JW.Marriot dan Ritz Carlton. Dalam melakukan survei tersebut Dani dan Nana didampingi oleh Syaifuddin Zuhri sebagai pemberi arahan dalam melakukan eksekusi bom bunuh diri. 


1.2   Dokumen tulisan milik Saefudin Jaelani yang berisi pembagian tugas dalam jaringan teroris Noordin M Top dan alasan melakukan tindakan terorisme di Indonesia.

2. Penyimpanan bukti digital (Preserving Digital Evidence)
Bentuk, isi, makna bukti digital hendaknya disimpan dalam tempat yang steril. Untuk benar-benar memastikan tidak ada perubahan-perubahan, hal ini vital untuk diperhatikan.
Penyimpanan bukti digital tersebut disimpan dalam harddisk laptop milik Noordin. Dengan hal ini, bukti tersebut sudah dipastikan akan tetap tersimpan. Untuk menjaga penyimpanan bukti digital tersebut, dapat dilakukan dengan cara mengkloningkan seluruh data yang tersimpan. Hasil kloningan ini harus sesuai 100% dengan bukti yang aslinya. Sehingga diharapkan bukti tersebut dapat dipercaya.

3. Analisa bukti digital (Analizing Digital Evidence)
Dari analisa digital yang dilakukan pihak Kepolisian, terlihat jelas bahwa bukti tersebut menguak kejadian sebenarnya yang telah direncanakan dengan baik. Bukti ini dapat mejadi bukti yang kuat di peradilan andai saja Noordin tidak tewas dalam penggerebekan tersebut. Selain itu analisa terhadap tulisan Saefuddin Juhri mengindikasikan bahwa terorisme di Indonesia terhubung dengan dunia terorisme internasional (khususnya Al-Qaeda).

4. Presentasi bukti digital (Presentation of Digital Evidence)
Proses digital dimana bukti digital akan dipersidangkan, diuji otentifikasi dan dikorelasikan dengan kasus yang ada. Pada tahapan ini menjadi penting, karena disinilah proses-proses yang telah dilakukan sebelumnya akan diurai kebenarannya serta dibuktikan kepada hakim untuk mengungkap data dan informasi kejadian.
Dalam penyajian presentasi bukti digital, pihak Polri harus mendapatkan persetujuan dari Humas kepolisian. Dengan tujuan agar penyajian bukti tersebut menghadirkan informasi yang benar, tepat, akurat dan dapat dipercaya.
Dan pada akhirnya, kita selaku masyrakat juga bisa melihat video rekaman tersebut dengan jelas di TV karena Kadiv Humas Polri mengijinkan hal tersebut.

Sumber:

Membuat Perintah GRANT, Savepoint, Rollback Pada ORACLE



1.     Untuk mempraktikan perintah GRANT, Savepoint, Rollback pada Oracle. Langkah pertama yaitu membuka Oracle atau klik icon Run SQL Command Line pada dekstop, kemudian mengetikkan perintah “conn system” dan masukkan password hingga muncul pesan “Connected”.
 2.    Kemudian membuat tabel yaitu table “nilaii” dengan atribut nama (dengan tipe data varchar) dan nilai (dengan tipe data integer). Setelah Table Created masukan data ke tabel tersebut dengan perintah INSERT INTO nilaii values (‘&nama’, ‘&nilai’);

Setelah record pertama dimasukan, tambahkan record kedua hingga sebanyak 5 record dengan cara mengetik tanda garis miring “/”. Dengan cara demikian, kita tidak harus mengetik ulang perintah SELECT yang telah dibuat. Seperti pada gambar berikut

   
3.  Setelah memasukan record sebanyak 5 kali, lalu tampilkan record-record yang telah dimasukan pada table “nilaii” tersebut.
   


4. Kemudian tampilkan tabel nilaii yang telah dibuat tersebut dengan mengetikkan perintah SELECT untuk memastikan bahwa data yang diinginkan telah berhasil di masukkan.


                                                                                                                  
 5. Langkah berikutnya yaitu membuat perintah ROLLBACK hinggan muncul pesan “Rollback complete”.


Setelah itu, tampilkan kembali tabel “nilaii” yang telah di Rollback tadi. Dengan cara ketik “select * from nilaii;”


Muncul pesan “no rows selected”. Pesan tersebut menunjukkan bahwa perintah rollback mengembalikan langkah ke sebelum tabel di masukan data atau belum di INSERT. Oleh karena itu, perlu melakukan langkah INSERT kembali agar data pada tabel “nilaii” terisi kembali.
      
6. Melakukan INSERT data kembali sebanyak 5 buah record, seperti langkah sebelumnya. Setelah itu menampilkan kembali tabel “nilaii” yang baru diisi tersebut.

                                     
7.    Membuat perintah SAVEPOINT. Perintah ini di gunakan untuk menyimpan sebuah titik chek point dari suatu database, sehingga jika terjadi kesalahan kita dapat memanggil kembali chek point tersebut agar data yang sudah kita inputkan dapat kembali seperti saat sebelum save point tersebut dieksekusi. save point ini sama seperti membackup data.

 
8.   Setelah melakukan savepoint, memasukan data kembali ke tabel “nilaii” yaitu sebanyak 2 record saja. Kemudian tampilkan kembali sehingga record bertambah menjadi 7 buah.

         Kemudian, lakukan savepoint kembali yaitu savepoint z.

9.    Setelah itu INSERT kembali sebanyak 1 buah record ke dalam tabel “nilaii” dan tampilkan kembali sehingga total record yang telah dimasukkan sebanyak 8 buah.

 

10.  Melakukan perintah “rollback to x;”. Kemudian lakukan perintah select untuk menampilkan tabel yang telah di rollback tadi.

 
Setelah ditampilkan maka hasil dari tabel yang muncul jumlah record nya hanya berjumlah 5 saja. Hal ini, dikarenakan perintah rollback to x membawa program kembali ke posisi dimana kita telah menentukan save point yaitu saat menentukan save point x, atau bisa dibilang fungsi rollback sama seperti restore data.

11.  Setelah perintah savepoint x dan perintah rollback to x berhasil di eksekusi, maka melakukan perintah “savepoint z;” dan kemudian dilanjutkan dengan perintah rollback to z sama seperti savepoint dan rollback to x;. 


 
Setelah itu, tampilkan dengan perintah SELECT. Maka, hasilnya sama dengan saat melakukan perintah pada savepoint dan rollback to x. Hal ini dikarenakan, saat melakukan perintah rollback to z, table pada program database ini sedang berjumlah 5 record sesaat setelah melakukan rollback to x yang berjumlah 5 record.

12.  Setelah program dengan table “nilaii” diatas telah selesai. Maka, selanjutnya yaitu membuat USER dengan password sesuai dengan yang diinginkan. Sebelumnya, close Oracle hasil kerja sebelumnya dan kemudia login dan masukkan password system seperti saat awal masuk. Setelah itu melakukan membuat User baru, dengan cara “create user siti identified by laporan”


13.   Setelah user dibuat, kemudian memberikan hak akses kepada user. Yaitu, Grant Connect  to siti;


14.  Kemudian, hak akses berikutnya yaitu akses untuk membuat tabel.


15.  Untuk akses yang terakhir yatitu grant resource to siti;.


16.  Setelah user diberi hak akses maka langkah berikutnya yaitu user melakukan login  dengan password yang telah dibuat sebelumnya.



LOGIKA PROGRAM
CREATE TABLE nilaii (nama varchar(20), nilai int); (Merupakan perintah yang digunakan untuk membuat tabel/table dengan nama “nilaii” yang mempunyai atribut nama dengan tipe data varchar, dan nilai dengan tipe data integer).
INSERT INTO nilaii values (‘&nama’, ‘nilai’); (Merupakan perintah yang digunakan untuk memasukan data/record ke tabel “nilaii” dengan cara yang mudah dan singkat karena terdapat simbol “&” diawal penulisan atribut).
Tanda/simbol “/” yang digunakan setelah melakukan INSERT data berfungsi untuk mengulangi perintah INSERT yang telah diketikan sebelumnya, sehingga kita tidak perlu mengetik ulang perintah INSERT tersebut.
SELECT * FROM nilaii; (Merupakan perintah yang digunakan untuk menampilkan data pada tabel “nilaii”).
Savepoint; (Merupakan perintah yang digunakan untuk menyimpan data atau program terakhir yang telah dibuat.
Rollback; (Digunakan untuk mengembalikan data atau program ke bagian tertentu yang sebelumnya telah dibuat).
Grant; (Berfungsi untuk memberikan hak akses kepada user;
Create user siti identified by laporan; (Merupakan syntax yang digunakan untuk membuat user baru dengan nama user “siti” dan password “laporan”).
Conn siti/laporan; (Merupakan perintah yang berfungsi seperti log in sebagai user yang bernama “siti” dengan password “laporan”.