Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi
karena pemakaian bahasa. Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan media
pengantarnya dan berdasarkan situasi pemakaiannya. Berdasarkan media
pengantarnya, ragam bahasa dapat dibagi atas dua macam yaitu, ragam lisan dan
ragam tulis. Sedangkan brdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa dapat
dibagi atas tiga macam, yaitu; ragam formal, ragam semiformal, dan ragam
nonformal.
Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
1.
Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat
ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan,
kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa
lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air
muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan
antara lain meliputi:
§ Ragam bahasa cakapan
§ Ragam bahasa pidato
§ Ragam bahasa kuliah
§ Ragam bahasa panggung
1.1 Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Memerlukan
kehadiran orang lain
b. Unsur
gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c. Terikat
ruang dan waktu
d. Dipengaruhi
oleh tinggi rendahnya suara
1.2 Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat
disesuaikan dengan situasi.
b. Faktor
efisiensi.
c. Faktor
kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak
anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik
dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor
kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
1.3 Kelemahan
ragam bahasa lisan :
a.
Bahasa lisan
berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
sederhana.
b.
Penutur sering
mengulangi beberapa kalimat.
c.
Tidak semua
orang bisa melakukan bahasa lisan.
d.
Aturan-aturan
bahasa yang dilakukan tidak formal.
2.
Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam
tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata
bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut
adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan
tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
§ Ragam bahasa teknis
§ Ragam bahasa undang-undang
§ Ragam bahasa catatan
§ Ragam bahasa surat
2.1 Ciri-ciri
ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu.
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
e. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
f. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
2.2 Kelebihan
ragam bahasa tulis :
a.
Informasi yang
disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan
menyenangkan.
b.
Umumnya memiliki
kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c.
Sebagai sarana
memperkaya kosakata.
d.
Dapat digunakan
untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
2.3 Kelemahan
ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana
yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa
tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu
menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada
dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam
bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
3.
Perbedaan Ragam Ilmiah, Ragam Semi Ilmiah, dan Ragam
Non Ilmiah
Menurut Lamuddin Finoza, terdapat tiga
ciri karangan ilmiah. Pertama, karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (factual objektif). Factual objektif berarti faktanya sesuai
dengan objek yang diteliti. Kedua, tulisan ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol
melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Bahas aiulmiah
harus baku, baik ejaan, pembentukan kata, maupun struktur kalimatnya. Selain
itu bahasa ilmiah bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna
ganda (ambigu). Ciri lain bahasa ilmiah adalah menggunakan istilah spesifik
yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu masing-masing.
Selain itu, menurut Lamuddin Finozza,
karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang
suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya
merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.
Penggolongan karangan menurut bobot
isinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu, karangan ilmiah, semi ilmiah dan non
ilmiah.
Non
Ilmiah (Fiksi) adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi
adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya
juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot,
konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah adalah
dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi dan naskah
drama.
Semi
ilmiah adalah karangan
ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal,
kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar
atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu
tulisan dan penulisannya pun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan
karangan non ilmiah. Maksud dari karangan non ilmiah tersebut ialah karena
jenis semi ilmiah masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng,
hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya adalah berada diantara
ilmiah. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips,
reportase dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian,
ringkasan dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan
resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.
Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Jenis karangan ilmiah :
1. Makalah : Karya
tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari
bahasa Arab yang berarti karangan).
2. Kertas kerja :
Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam
lokakarya.
3. Skripsi : Karya
tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
4. Tesis : Karya
tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5. Disertasi :
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
Daftar Pustaka :
Finoza,
Lamuddin. Agustus 2008. Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Nasional. Jakarta:
Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Kedudukan dan Fungsi bahasa. Bandung:
Angkasa
Sumber dari internet :
(di akses tgl.
04/10/2014 pkl. 14.22 )
(di akses tgl.
04/10/2014 pkl. 14.19 )
(di akses tgl. 04/10/14
pkl. 15.05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar